TUGAS CRITICAL THINKING
Cari Situasi / Kasus Nyata dari masa berpikir kritis dan kreatif
Kasus
Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif sebagai
Fokus Pembelajaran Matematika
Abstrak
Kemampuan berpikir
kritis dan berpikir kreatif semakin diperlu dalam kehidupan ini. Masyarakat
dunia menghadapi permasalahan global seperti perkembangan penduduk,
keterbatasan sumber daya, perubahan mode lapangan pekerjaan, perubahan iklim
akibat pemanasan global, perubahan budaya, dan perubahan dinamis ekonomi
masyarakat. Persaingan semakin ketat tetapi dilain pihak kerjasama dan
fleksibilitas dalam menghadapi pekerjaan dan sesuatu tetap diperlukan. Kondisi
demikian merupakan tantangan dunia pendidikan sekaligus kewajiban guru yang
langsung menghadapi generasi masa depan. Pendidik perlu semakin dibuka
kesadarannya bahwa pesan pendidikan bukan sekedar menyampaikan materi tetapi
mendidik membangun kemampuan kritis sekaligus kreatif. Pendidik perlu mewariskan
budaya untuk cermat, sistematis,evaluatif, analitis, fleksibel, dan menerima
ide-ide yang berbeda. Guna membekali harapan tersebut terutama bagi guru
matematika, tulisan ini akan membahas ikwal tentang kemampuan berpikir kritis,
kemampuan berpikir kreatif, dan pembelajaran yang mendorong kemampuan
tersebut.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi komunikasi-informasi,
media-sosial, dan keterbatasan sumber daya alam serta perubahan yang tidak
menentumemerlukan kemampuan dan keterampilan berpikir kritis dan berpikir
kreatif. Halpern dalam Stein, Haynes, Redding, Ennis,& Cecil (2007)
menyebutkan “virtually every business or
industry position that involves responsibility and action in the face of
uncertainty would benefit if the people filling that position obtained a high
level of the ability to think critically”. Hasil survey tentang keterampilan
yang diperlukan dunia kerja menempatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
termasuk empat besar keterampilan utama dalam bisnis yang penting.
Pendidikan Matematika memiliki peran tidak
hanya membekali nilai edukasi yang bersifat mencerdaskan siswa tetapi juga
nilai edukasi yang membantu membentuk karakter siswa, termasuk berpikir kritis
dan berpikir kreatif. Kemampuan tersebut
tidak sekedar muncul secara alamiah tetapi perlu diajarkan dan dirancang sejak
di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Kemampuan dan keterampilan tersebut
perlu dikembangkan pada setiap mata pelajaran termasuk matematika. Pembekalan
keterampilan dan kemampuan tersebut perlu dilakukan di dalam kelas-kelas ketika
proses pembelajaran berlangsung.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam mata
pelajaran matematika sebenarnya
sejak lama menjadi tujuan atau arah pembelajaran baik secara eksplisit maupun
implisit (Kurikulum 1994, 2006, 2013). Pendidik mungkin telah berupaya menekankan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif tetapi muatan materi kurikulum yang
demikian menjadikan pendidik memprioritaskan aspek lain seperti hanya pemahaman
konsep. Umumnya, pembelajaran belum memberikan kesempatan peserta didikmenemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari
yang sudah diajarkan pendidik. Pendidik tidak membiarkan peserta didik
mengkonstruk pendapat atau pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep
matematika. Berpikir kritis dan kreatif jarang ditekankan pada pembelajaran
matematika karena strategi pembelajaran yang diterapkan cenderung berorientasi
pada pengembangan pemikiran analitis dengan masalah-masalah yang rutin.
Khusus untuk berpikir kreatif, Beghetto (2010) menuliskan
bahwa peneliti-peneliti telah mengidentifikasi kendala-kendala dalam
pengembangan kreativitas (termasuk berpikir kritis) di kelas, yaitu praktek
pengajaran yang konvergen, sikap dan keyakinan guru terhadap kreativitas,
motivasi lingkungan, dan keyakinan siswa sendiri terhadap kreativitas.
Pengajaran konvergen cenderung didominasi guru untuk “bicara” atau lebih dari
70% waktu pelajaran digunakan untuk mentransfer informasi. Guru tidak menerima ide atau masukan dari
siswa, jika siswa melontarkan ide dianggap sesuatu yang destruktif atau
mengganggu. Ini menunjukkan keterampilan berpikir kritis tidak sepenuhnya
diterima dalam aktivitas pembelajaran. Praktek tersebut seringkali dipengaruhi
sikap dan keyakinan guru sendiri. Sikap dan keyakinan tersebut terbangun ketika
masa sekolah dan juga situasi lingkungan yang membangun pengalamannya. Masih
banyak pandangan bahwa kreativitas dan pengetahuan akademik merupakan sesuatu
yang terpisah. Pembelajaran untuk mengembangkan potensi kritis dan kreatif
siswa berbeda untuk pengetahuan akademik. Beghetto (2010) memberikan contoh pandangan Guilford,
Vygotsky, dan ahli lain yang menghubungkan antara kreativitas dan pembelajaran
suatu pengetahuan. Guru dapat mengembangkan potensi kreatif siswa (termasuk
berpikir kritis) sekaligus pengetahuan akademiknya.
Beberapa alasan perlunya pembelajaran matematika perlu menekan pada
berpikir kritis dan kreatif, antara lain:
1. Matematika
suatu pengetahuan yang kompleks dan luas sehingga tidak cukup diajarkan dengan
hafalan,
2. Peserta
didik memiliki potensi untuk berpikir kritis dan kreatif dalam semua hal,
termasuk matematika yang merupakan ilmu tentang aktivitas manusia,
3. Peserta
didik dapat menemukan solusi-solusi yang asli (original) saat memecahkan
masalah, sehingga memuaskan diri sendiri (memicu motivasi internal),
4. Pendidik
dapat melihat kontribusi asli dan ide-ide yang menakjubkan dari peserta didik,
sehingga memberi kesempatan berbagi ide dan saling belajar,
5. Meningkatkan
kemampuan dan keterampilan matematika
peserta didik,
6. Memberi
pengalaman bahwa menemukan sesuatu yang asli /original memerlukan proses,
pemikiran mendalam dan kritis, ketekunan, dan pantang menyerah, seperti membuat
pembuktian dari menemukan teorema-teorema,
7. Kehidupan
nyata sehari-hari memerlukan matematika, sedangkan masalah sehari-hari bukanlah
hal yang rutin, sehingga memerlukan pemikiran kritis dan kreatif dalam
menyelesaikannya.
Dalam tulisan berikut
akan dibahas: (1) pengertian berpikir kritis, (2) pengertian berpikir kreatif,
(3) hubungan antara berpikir kritis dan kreatif, (4) pembelajaran matematika
yang meningkatkan berpikir kritis dan berpikir kreatif.
Matematika sebagai ilmu dasar dari segala bidang
ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk kita ketahui. Oleh
sebab itu, matematika perlu diajarkan di semua jenjang pendidikan formal, mulai
dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pentingnya matematika bisa dilihat
dari manfaat dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, juga bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu penyempurnaan kurikulum terus
dilakukan Depdiknas, antara lain dengan memasukkan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif sebagai Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika
yang termuat dalam Kurikulum 2006.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan oleh siswa
mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat
pesat dan memungkinkan siapa saja bisa memperoleh informasi secara cepat dan
mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat mana pun di dunia. Hal ini
mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam
kehidupan. Jika para siswa tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif maka mereka tidak akan mampu mengolah menilai dan mengambil informasi
yang butuhkannya untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan
berpikir kritis dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang penting dalam mata
pelajaran matematika.
Kesimpulan
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis merupakan hal yang harus dimiliki oleh siswa.
Oleh sebab itu, matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang mengajarkan
cara berpikir kritis dan kreatif perlu diajarkan di semua jenjang pendidikan
formal, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pentingnya matematika
bisa dilihat dari manfaat dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari,
juga bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Menurut saya, dalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani juga adanya pelajaran matematika yang membuat kita harus berpikir kritis dan kreatif untuk dapat menyelesaikan suatu masalah. Sebagai contoh, dalam soal-soal matematika, banyak sekali rumus-rumus yang dapat digunakan. Dari rumus-rumus itulah, kita harus berpikir kritis untuk menentukan rumus manakah yang sesuai dan tepat sehingga kita dapat menyelesaikan soal-soal itu secara cepat dan mudah. Berpikir kreatif itu terletak ketika kita sudah menentukan satu rumus. Kita juga dapat menggunakan rumus yang lain untuk menyelesaikan soal-soal itu.
Penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, dalam menyelesaikan kasus kita tidak harus terpaku dalam 1 cara saja, tapi kita juga dapat menggunakan cara yang lain agar kasus tersebut dapat dipecahkan secara tepat dan cepat.